Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Klaten Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di SMA Muhammadiyah 3 Pedan Bangun Kesadaran Pemilih Muda Melalui Metode Micro Teaching

Siswa siswi SMA Muhammadiyah 3 Pedan saat simulasi pencobolosan surat suara. (15/10)

Siswa siswi SMA Muhammadiyah 3 Pedan saat simulasi pencobolosan surat suara. (15/10)

Klaten, 15 Oktober 2025 — Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan partisipasi generasi muda terhadap pentingnya pengawasan Pemilu dan Pilkada, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Klaten menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di SMA Muhammadiyah 3 Pedan, Rabu (15/10).

Kegiatan yang berlangsung pukul 09.00–11.00 WIB ini diikuti oleh para siswa kelas XI dan XII dengan antusias. Sosialisasi dipandu oleh Yasinta Fauziah Novitasari (Staf Pengawasan Bawaslu Klaten) selaku fasilitator utama, bersama Mira Wulandari (Staf PPPS) dan Djoko Trijono (Staf Pengawasan).

Dengan menggunakan metode micro teaching, Bawaslu Klaten menghadirkan pendekatan pembelajaran interaktif yang menekankan pada praktik langsung dan partisipasi aktif peserta. Melalui simulasi dan diskusi kelompok, siswa diajak mengenal peran Bawaslu, memahami berbagai bentuk pelanggaran Pemilu, serta berlatih menjadi pengawas partisipatif di lingkungan mereka.

“Melalui metode micro teaching, peserta tidak hanya mendengar, tetapi juga mengalami dan mempraktikkan nilai-nilai pengawasan secara langsung,” ujar Yasinta dalam penyampaiannya.

Selama kegiatan, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan simulasi pengawasan Pemilu. Mereka memainkan peran sebagai calon, pemilih, dan pengawas, sehingga mampu mengenali potensi pelanggaran seperti politik uang, ujaran kebencian, hoaks, serta isu netralitas ASN, TNI, dan Polri.

Tak hanya itu, para siswa juga menonton video edukatif tentang demokrasi dan peran pemilih pemula dalam Pemilu dan Pilkada, yang menegaskan pentingnya kontribusi generasi muda dalam menjaga integritas demokrasi.

Sebagai bentuk evaluasi, peserta mengikuti post-test melalui aplikasi Wayground dan Google Form untuk mengukur tingkat pemahaman setelah kegiatan. Hasil awal menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta tentang fungsi Bawaslu dan bentuk-bentuk pelanggaran Pemilu.

Di akhir sesi, Mira Wulandari memberikan informasi terkait pengecekan data pemilih bagi siswa yang sudah berusia 17 tahun namun belum terdaftar dalam DPT melalui link dan QR Code. Sementara itu, Djoko Trijono turut membantu dokumentasi serta menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan.

Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama mengenai peran penting pemilih muda dalam menjaga demokrasi, serta ajakan agar siswa menjadi bagian dari pengawasan partisipatif di lingkungannya.

“Pemilih muda bukan hanya penonton dalam Pemilu, tetapi penggerak perubahan menuju demokrasi yang lebih jujur dan berintegritas,” pungkas Yasinta.